Kamis, 19 Februari 2015

Mesir dan Koalisi Internasional melawan "Terorisme"

بسم الله الرحمن الرحيم

Media Office Hizbut Tahrir di Mesir

PRESS RELEASE

16 Februari 2015

PR 15/05

www.okesyariah.com Hanya beberapa jam setelah pidato dari Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Minggu malam, 15/02/2015, bersumpah untuk membalas terhadap Organisasi Negara Islam (ISIS) untuk pelaksanaan 21 Koptik Mesir; pesawat tempur Mesir menyerang situs dan target milik ISIS di Libya, pada fajar Monday16 / 02/2015. Sebuah pernyataan oleh tentara Mesir menunjukkan bahwa serangan udara datang pelaksanaan resolusi-resolusi "Dewan Pertahanan Nasional dalam rangka menanggapi tindak pidana organisasi teroris di dalam dan di luar Mesir". Penggerebekan terjadi beberapa jam setelah konfirmasi pensiunan Mayor Jenderal Khalifa Haftar, melalui kontak dengan salah satu saluran swasta Mesir, bahwa ia tidak keberatan dengan tentara Mesir untuk merespon dan serangan balasan langsung ditujukan apa yang disebutnya teroris di kota-kota Libya .

Oleh karena itu, mereka telah mencapai apa yang Amerika telah merencanakan selama berbulan-bulan, melibatkan tentara Mesir dalam dilema Libya yang menentang Amerika dan agen di sana, Haftar. Dan apa yang dilakukan kemarin rahasia, yang rezim Mesir tidak bisa mengumumkan, melainkan membantah melakukan setiap serangan di pedalaman Libya untuk mendukung agen Amerika di sana, Khalifa Haftar, menjadi publik hari ini. Sebaliknya juga dengan berkat populer, setelah ISIS memberikan justifikasi yang dibutuhkan oleh rezim untuk melakukan intervensi secara terbuka dan publik, untuk mendukung pemberdayaan agen Amerika untuk mengontrol situasi di Libya. Seolah-olah Amerika lihat dalam kloning percobaan menyeret Yordania partisipasi nyata dan efektif dalam aliansi perang salib melawan Muslim di Suriah, hal yang baik. Apalagi setelah pembunuhan pilot Yordania oleh ISIS yang nakal dan dengan kesadaran diinvestasikan oleh rezim di Yordania untuk menunjukkan orang-orang yang seolah-olah itu berjuang membela negara mereka dan melestarikan kehidupan mereka.

Apa yang dilakukan oleh ISIS pembantaian para pekerja ini adalah mencela dan tidak diperbolehkan dalam hukum Allah, mana organisasi klaim untuk menerapkan. Serta berfungsi musuh-musuh umat dan kepentingan mereka dan membantu mereka dalam pelaksanaan skema mereka untuk menyerang melawan Islam dan Muslim, dengan dalih memerangi terorisme yang mereka diproduksi. Hal ini juga tidak dapat diterima untuk tetap diam pada rezim yang bergabung Amerika dalam perang dugaan melawan terorisme dan aliansi perang salib dendam terhadap Islam dan Muslim. Sebaliknya perwira tentara Mesir dan tentara harus disesuaikan dengan pilihan umat mengarbitrase syariah Allah di bawah Khilafah benar pada metode kenabian yang akan menghilangkan Jeruk Barat dari negara kita dan melestarikan darah warganya, Muslim dan non-Muslim.

Ya, pembentukan Khilafah benar pada metode kenabian; benar-benar, itu saja akan menempatkan masalah dalam perspektif. Dan itu akan melindungi darah warganya, Muslim dan non-Muslim, melestarikan kekayaan umat, menjaga tempat-tempat suci, dan membawanya ke arena konflik internasional dengan baik dan efektif untuk kepentingan Islam dan umat Islam dan perwujudan dari nilai-nilai yang tinggi Islam. Secara bersamaan, itu akan merusak bagi negara-negara Barat licik hasutan mereka di antara kelompok Muslim dan orang-orang mereka. Ini akan mencegah pengkhianatan mereka terhadap umat dan kebijakan jahat mereka yang membuat situasi anomali yang menyeret umat Islam dari satu perangkap ke yang lain dan dari satu slide ke slide lain di mana mereka bisa menaklukkan mereka. Nabi (saw) mengatakan, «إنما الإمام جنة يقاتل من ورائه ويتقى به» "Memang, Imam adalah perisai, Anda dilindungi oleh dia dan melawan dari belakangnya." (Shahih Muslim)

وإن تصبروا وتتقوا لا يضركم كيدهم شيئا إن الله بما يعملون محيط

"Dan jika kamu bersabar dan bertakwa, rencana mereka tidak akan merugikan Anda sama sekali. Sesungguhnya Allah adalah meliputi apa yang mereka lakukan". Al-i-Imran]: 120 [

Sharif Zayed

Kepala Kantor Media Hizbut Tahrir

di Wilayah Mesir

SUMBER http://www.khilafah.com/
DI TERJEMAHKAN  HASIL GOOGLE TRANSLET

TRIK TIPS AGAR HP AMAN

Sedikit kami tulis dari makalah Mausu’ah Amniyah Lil Mujahidin mengenai kupas tuntas masalah keamanan HP yang sering kita pakai sehari-hari semoga bermanfaat bagi antum semua.
Begitu diaktifkan, HP akan memberi sinyal kepada pemancar pusat jaringan terdekat sehingga HP tersebut bisa berfungsi, setelah itu ia akan memberikan informasi-informasi penting tentang pengguna yang akan kami sebutkan, berikut saran-saran mengenai pengamanan anitisipasi:

Operator akan memberi data-data lengkap tentang pengguna sesuai dengan data dalam kartu perdana dari perusahaan. Ditambah dengan informasi tentang jenis HP yang dipakai, nomor model HP (masing-masing HP punya nomor sendiri-sendiri yang biasa disebut IMEI, sama seperti ciri khas yang dimiliki setiap orang) dan tanggal produksi barang tersebut…dll.
Ini artinya, kalau dalam satu mesin HP digunakan lebih dari satu kartu, maka aparat bisa sekali untuk menyusun informasi dalam beberapa kartu itu. Sebab mereka tahu spesifikasi mesin HP yang digunakan.
Oleh karena itu, salah besar jika mengkhususkan satu kartu untuk tujuan tertentu dalam satu HP yang beroperasi secara normal. Karena aparat intelejen sangat bisa menghimpun data dari dua kartu itu lalu mengenali pemiliknya. (Pernah aparat intelejen dari sebuah negara kafir memantau salah seorang ikhwah setelah mereka mengetahui nomor yang ia pakai dalam HP, kemudian ia nonaktifkan HP itu selama sebulan atau dua bulan dan tidak ia jual, karena ia senang dengan modelnya, setelah itu ia kembali memakainya dengan menggunakan nomor baru tapi dengan HP yang sama).
Jangan membeli HP dengan memakai nama asli dari sebuah counter, jika memang harus mendaftarkan nama, gunakanlah nama fiktif.

Menggunakan kartu pra bayar lebih bisa meminimalisir bahaya, sebab kartu pasca bayar itu rawan terkena pemantauan intelejen. Lain halnya dengan kartu prabayar, ia bisa dibeli di mana saja. Tapi ingat, kartu pra bayar tetap bisa diketahui nomornya di kemudian hari, sehingga aparat intelejen bisa memperoleh nomor yang pernah dihubungi, meskipun ini kartu pra bayar.
Jika sebuah kartu dipakai pada HP untuk menghubungi lokasi atau nomor telpon yang “bersih” lalu kartu itu dipasang pada HP lain dan dipakai untuk menghubung nomor yang “kotor”, maka tidak diragukan bahwa HP itu telah “hangus.” Namun, bila HP yang pertama tidak digunakan untuk menghubungi nomor-nomor “kotor” apakah “hangus” juga? Artinya, bisakan aparat intelejen mengetahuinya atau tidak? Kita perlu pakar untuk menjawab pertanyaan ini secara pasti.
Operator bisa memberikan informasi dari titik terdekat Antum berada dan menentukan lokasi keberadaanmu melalui pemancar operator. Akan tetapi ia tidak bisa menentukan lokasimu secara tepat kecuali dengan menggunakan alat lain dari pemantau terdekat dari titik pemancar. Ini berbeda dengan alat komunikasi yang menggunakan sambungan satelit angkasa, alat seperti ini bekerja berdasarkan garis lintang dan bujur, ia mampu meng-update posisi penggunanya secara terperinci hingga jarak 10 cm saja. Oleh karena itu, mudah saja mengetahui posisi pengguna alat komunikasi seperti ini secara terperinci, seperti yang dialami oleh Dhohar Dudayef sebelum ia dibunuh; juga seperti yang menimpa Mulla Umar tapi kemudian Alloh menyelamatkan beliau dari berbagai percobaan pembunuhan menggunakan roket, dan banyak lagi kasus serupa yang menimpa ikhwan-ikhwan.
Oleh karena itu, jika nomor ikhwah yang menggunakan alat seperti sudah diketahui musuh, ia harus segera melenyapkannya.

Pengguna alat komunikasi satelit jangan melakukan kontak dari satu tempat secara terus menerus.

Jika hendak menelpon, hendaknya ia menjauh dari tempat ia berada yang jauh dari pemantauan.
Khusus untuk penggunaan kartu telpon dengan bantuan pemancar-pemancar di bumi, melakukan kontak secara terus menerus dari satu tempat seperti dari rumah, atau selalu mengaktifkan kartu yang sudah dipantau dari satu tempat saja dalam jangka waktu lama meskipun hanya sesaat demi sesaat, itu akan memberikan petunjuk bahwa pengguna kartu tinggal di lokasi tersebut. Oleh karena itu waspadalah, jangan mengaktifkan kartu yang penting kecuali dari tempat-tempat yang jauh dari lokasi keberadaanmu, dan jangan lupa mengganti kartu dan Hp-nya sekaligus secara berkala.
Sebaiknya pengguna HP menonaktifkan HP-nya dan mencabut baterainya sebelum pergi menemui seseorang yang ia inginkan selama rentang waktu secukupnya, jika ia merasa bahwa HP-nya itu diawasi. (Nanti akan dibahas tentang masalah baterai).
Siapa yang ingin menghindar atau lari dari orang yang memantaunya, ia bisa pergi ke sebuah arah lalu meninggalkan HP-nya di tempat tersebut, atau membuangnya dalam keadaan aktif, atau memberikannya kepada orang yang berada di arah yang ia tuju yaitu di arah timur jika sebelumnya ia berada di barat.
Jika ada ikhwah yang ingin menghubungi keluarganya dari tempat yang tidak bersih, lakukanlah langkah berikut untuk menghindari bahaya: Anggap saja ia sedang di Pakistan, maka hendaknya ia menghubungi nomor operator di Turki yang menyediakan jasa ini, lalu nomor ini akan menyambungkannya dengan keluarganya yang berada di Yordania, misalnya, dengan cara yang sudah diketahui dan biasa dilakukan oleh para ikhwah. Kalau toh saluran telpon keluarganya dipantau, yang akan muncul adalah percakapan dari Turki.
Ada juga tekhnik bagaimana agar nomor itu tersembunyi dan tidak muncul di layar monitor pemeriksaan ketika melakukan kontak dari luar negeri. Kalau dalam contoh kita tadi, di layar monitor masih keluar nomor Turki, bukan Pakistan.

Bisa juga menunjuk salah seorang Al-Akh sebagai penanggung jawab yang tinggal di Eropa, di Prancis misalnya, kemudian ikhwan tadi menghubunginya dari Pakistan lalu si bertanggung jawab tadi menghubungkan ke keluarganya melalui alat lain.
Setelah itu, hendaknya ia balik dua gagang telpon, yang untuk bicara berfungsi sebagai pendengar, yang alat pendengar berfungsi untuk bicara. Jika situasinya tenang, percakapan tetap bisa didengarkan oleh kedua belah fihak.
Ketika Antum menon-aktifkan HP, maka informasi yang ketika itu berada di operator adalah informasi terakhir. Inilah informasi terakhir tentang diri Antum yang memungkinkan diperoleh orang lain melalui jaringan HP.

Artinya, jika Antum ingin melenyapkan nomor Hpmu, maka usahakan melakukan percakapan terakhir di tempat yang jauh sekali dari lokasi tempat Antum berada, supaya informasi terakhir percakapan ini tersimpan dalam mesin mereka.
(Nanti akan dibahas masalah keberadaan baterai dan kartu dan sejauh mana efeknya dalam menentukan posisi pembawa HP).
Setiap negara mempunyai alat khusus untuk menyimpan semua percakapan telpon, baik lokal maupun interlokal, mesin itu adalah mesin OMEGA yang mampu menampung 250.000 memori, mesin ini mampu menampung sekitar 2 juta percakapan dalam sehari, mengurai kode lebih dari 200.000 kode dalam satu detik.
Meskipun demikian tidak semua perbincangan yang masuk ke operator bisa dimonitor, bahkan itu hal yang mustahil; sebab jika ditotal akan ada jutaan percakapan. Hanya saja, beberapa kalimat bisa disaring sehingga alat pemantau bisa memilahnya, baik berupa SMS atau suara, seperti menyaring setiap kata: jihad, amaliyah, istisyhad…atau nama-nama seperti: Usamah bin Ladin, Mulla Umar… atau bisa juga yang disaring adalah nomor tertentu.

Oleh karena itu, sebaiknya tidak berbicara lebih dari 3 menit secara terus menerus, sebab terlalu lama berbicara memancing mereka untuk melakukan pengawasan saluran.
Berpindah tempat setiap kali melakukan pembicaraan itu lebih baik.

Jangan mengucapkan kata-kata “terlarang” secara terang-terangan di telpon, sebab biasanya pemantauan dan penangkapan bermula dari “simpul benang”.
Penyadapan melalui HP bisa dilakukan musuh untuk mencapai tujuan-tujuan mereka, ketika baterainya masih terpasang (baterai adalah komponen inti dalam HP) meskipun HP itu sudah nonaktif, sebab masih ada komponen inti (baterai) yang terkoneksi dengan memori di dalamnya. Dengan cara ini, HP bisa dimanfaatkan untuk misi-misi penyadapan memori di dalamnya. Apalagi jika memori itu menggunakan baterai kecil, maka fungsinya akan melebar menjadi bisa diketahuinya model HP tersebut; maka dalam kondisi ini HP tidak terputus dari memorinya, dan memori itu berperan utama menyimpan data-data yang diinginkan.
Yang lebih penting lagi, jangan membiarkan kartu tetap berada di dalam telpon, meskipun baterainya sudah dicopot. Kartunya harus juga dilepas. Inilah cara kerja yang dibuat oleh perusahaan telpon Swedia, Ericson, bekerja sama dengan dinas Intelejen Swedia, CEBO, dengan menciptakan program penyadapan dengan menggunakan HP tersebut. Mereka menayangkan sebuah program di televisi khusus membahas topik ini (penyiaran topik seperti ini adalah hal yang biasa dilakukan di negara-negara Skandinavia). Jadi, ketika menunggu perbincangan, HP harus ditaruh di dalam, mic dan speakernya di arahkan ke dalam.

Cobalah mendapatkan HP Ericcson tipe R 1520 M, HP ini sulit dibongkar karena ada sesuatu yang dipasang di dalamnya, di sisi lain baterainya kecil sekali.
Pastikan baterai dan HP dalam kondisi bersih (aman) sebelum digunakan, karena dikhawatirkan Al-Akh akan mengalami kejadian yang pernah menimpa Majelis Rakyat Palestina; ketika itu Yahudi memasang mesin penyadap di dalam HP Yasser Arafat dan para pengikutnya. Oleh karena itu, waspadalah, jangan menerima HP hadiah dari pihak yang tidak dikenal, jangan membeli HP dari orang yang mencurigakan, dan waspadalah barangkali HP-mu ditukar tanpa Antum sadari. Oleh karena itu, ada baiknya HP diberi tanda pengenal tertentu sehingga ketika ditukar orang tanpa sepengetahuanmu Antum bisa mengenalinya. Dan sebaiknya jangan memberikan HP kepada orang yang tidak Antum kenal dengan baik.

Mengganti baterai setiap pekan itu lebih baik, untuk pergantian HP sebaiknya dilakukan 2 kali dalam satu bulan.
Jika HP dalam keadaan non-aktif tapi bateray masih terpasang, bisakah posisi pembawa HP tersebut diketahui karena baterai tadi, ataukah dengan dinonaktifkannya HP sudah cukup untuk menghindari terdeteksinya posisi pembawanya? Ini adalah point penting, salah seorang ikhwah menulis sebuah artikel di internet yang intinya bahwa menonaktifkan HP sudah cukup agar posisi tidak terdeteksi, bahkan menurut dia itu sudah aman dari aktifitas spy, dia menulis: “Tidak perlu mencopot baterai seperti yang dilakukan sebagian orang, menonaktifkan HP itu sudah cukup, sebab fungsi penonaktifan itu adalah menghalangi tersebarnya sinyal yang nantinya akan menentukan koordinat posisimu, bukan untuk menghalangi penyadapan suara, sebab dalam kondisi HP mati suara tidak akan mungkin terdengar.
Maka jika engkau mematikan HP tanpa melepas bateray, tidak mungkin dirimu dimatai-matai. Intinya: yang jelas, sinyal yang dikirim pemancar ke HP mu adalah sinyal pigging (suara), sedangkan sinyal yang akan diambil pemancar dari HP adalah apa yang disebut signaling. Maka, jangan pernah memberi informasi khusus kecuali pada kartu khusus dan pemakai khusus seperti telah dijelaskan, sehingga sinyal-sinyal ini tidak bisa mengirimkan percakapan –bahkan suara—apapun ketika tidak ada aktifitas perbincangan. Jika engkau melakukan percakapan, sinyal-sinyal ini akan mengubah percakapanmu menjadi isyarat-isyarat yang disebut isyarat-isyarat telpon, artinya ia bisa mengirim suara. Oleh karena itu, ketika HP dinonaktifkan, tidak mungkin bisa dimanfaatkan untuk memata-matai suara.” Namun demikian, pernyataan di atas dikritik salah seorang ikhwah yang berpendapat bahwa terpasangnya baterai itu cukup untuk melakukan aksi mata- mata, (kemudian ia membawakan beberapa ulasan yang telah kami ringkaskan di awal bab ini mengenai perusahaan Ericson) dan pendapat ini nampaknya lebih tepat. Tapi tersisa sebuah pertanyaan lagi; mungkinkah posisi pembawa HP diketahui ketika HP sudah dinonaktifkan dan baterai masih tertinggal di dalam? Jika memang bisa, apakah perlu juga melepas Sim card? Bagi ikhwan yang punya pengetahuan dalam masalah ini, silahkan mengirimkannya dengan dilengkapi penjelasan dari orang yang memang ahli dibidang ini. Tapi, apapun jawabannya, langkah pengamanan paling tepat adalah mengambil yang lebih hati-hati sampai semuanya jelas.

Banyak sekali ikhwah yang melalaikan obyek di masa lalu yang telah dihubungi, mereka hanya memperhatikan obyek yang sekarang. Padahal memalui fitur tertentu, nomor-nomor pembicaraan yang terekam di masa lalu bisa dikembalikan, baik panggilan keluar atau masuk, sesuai dengan nomornya.
Oleh karena itu, bagi mereka yang khawatir Hp-nya diawasi, hendaknya menggunakan kartu-kartu yang dijual tanpa harus menyertakan dokumen resmi dan menggantinya secara berkala. [Namun nampaknya cara inipun juga kurang berguna; sebab nomor yang pernah dihubungi bisa direkam oleh mesin HP sehingga aparat bisa mendapatkannya].

Jika ia menggunakan kartu kedua, maka jangan menggunakannya pada HP yang pertama. Ia harus menghindari pemakaian HP itu dengan cara menjualnya di suatu daerah yang jauh atau kepada orang yang jauh darinya, seperti kepada orang Yahudi, Nashrani dan orang-orang kafir non-Ahli Dzimmah di negara-negara Barat, atau kepada orang yang tidak tampak tanda-tanda taat beragama dan tidak berbahaya jika aparat meminta HP ini darinya.
Salah satu ide praktis tapi penting –sebuah tekhnik pengamanan yang jitu—adalah memiliki dua HP, yang satu untuk menerima dan satu lagi untuk mengirim, dan jangan menyimpan nomor di dalam HP yang untuk mengirim. Dengan begini Antum memperkecil resiko bahaya, karena Antum menggunakannya tapi nomornya tidak tersimpan di HP itu. Dan seperti telah kami singgung, ada program (cara) khusus yang bisa Antum gunakan untuk menyembunyikan nomor di hadapan penerima, sehingga ia tidak tahu nomor HP pengirim yang Antum gunakan untuk menghubunginya itu, dengan demikian rembetan bahaya bisa terputus dengan terputusnya kartu. (Ada tempat-tempat tertentu pada telpon-telpon umum yang ketika menelpon tidak mencantumkan nomornya walaupun hubungan itu dilakukan dari luar negeri).

Jika orang yang pernah menghubungimu melalui telpon tertangkap, maka langkah pengamanan yang paling selamat bagi semua yang pernah berhubungan dengannya adalah mengganti HP dan kartunya sekaligus, dan menghilangkan semua yang punya hubungan dengan keduanya, seperti chashing, nomor modelnya, data-data khusus tentang kartu seperti kode rahasia dan nomornya…dsb.
Jangan menghubungi dengan kartu tidak resmi ke nomor telpon yang resmi, sebab itu membuka peluang bagi pihak lain untuk mengenalimu. (Pernah mereka menangkap seseorang yang dia memiliki salah satu nomor telpon Abu Zubaidah, lalu melalui perusahaan yang mengeluarkan HP ini mereka bisa tahu semua nomor yang pernah dihubungi dengannya. Dan ternyata –itu sudah takdir Alloh—Al-Akh yang tertangkap ini pernah menghubungi keluarganya dari nomor Abu Zubaidah tadi; akhirnya ia bisa membahayakan keluarganya sendiri akibat sikap meremehkan ini karena tidak mau pergi ke jalan lalu menelpon keluarganya).
Jangan asal saja dalam memberikan nomor telpon kepada orang, jika Antum memberikannya maka ingatlah siapa dia. Jika Antum tahu ada orang yang memperoleh nomor pribadimu yang tak resmi, maka usahakan menghilangkan kartu tersebut sekaligus HP-nya dengan cara menjualnya ke counter atau ke orang yang tidak mengenalmu dan tidak membahayakan, atau musnahkan saja. Ini jika Antum termasuk orang-orang penting, atau pernah menghubungi orang-orang penting. Ingat, mengorbankan kartu dan HP seharga 300 dolar itu lebih ringan daripada mengorbankan saudara sendiri sehingga ia terhambat melakukan banyak tugas-tugas penting.
Jika ada yang meminta nomor salah seorang ikhwah kepadamu, jangan memberikannya sebelum Antum meminta izin kepadanya. Mintalah juga nomor orang yang minta tadi lalu berikan kepada ikhwah yang nomornya diminta tersebut. (Ingat, jangan menghubungi orang yang meminta ini dari HP pribadi, tapi dari telpon jalanan).

Jika jaringan kontak hanya terbatas sesama anggota (tertutup), tidak mengapa menggunakan HP, karena jika ada salah satu yang mengalami sesuatu maka anggota yang lain bisa langsung ganti HP dan membatalkan program-program yang sudah disusun.

Jika ingin menghubungi orang di luar tim, maka cara paling aman adalah menghubungi HP nya dari telpon jalanan, jangan dari HP ke HP, agar jaringan terputus. (Pernah seorang ikhwan menyepelekan hal ini, lalu ia menghubungi sebuah keluarga yang lari menyelamatkan agamanya dari thoghut dari HP ke HP. Kemudian Alloh takdirkan salah satu orang yang ia kenal tertangkap, akhirnya intelejen menemukan di memori HP-nya nomor-nomor antara dia dengan ikhwan yang meremehkan tadi. Maka intelejen negara pertama mengirim utusan kepada negara kedua untuk melakukan pemantauan, akhirnya ikhwan tadi tertangkap di hotelnya. Kemudian mereka menemukan di dalam HP-nya nomor keluarga yang melarikan diri tadi, akhirnya intelejen menangkap mereka padahal sebelumnya mereka sudah dalam kondisi aman, kemudian intelejen menyerahkan mereka kepada negara ketiga!!! Wallohul Musta‘an)
Salah seorang ikhwan pernah membeli HP dengan nama samaran, akan tetapi kemudian dia menghubungi banyak nomor yang di antaranya ada yang tidak bersih. Nomor-nomor tadi kemudian dipantau, tapi intelejen tak kunjung mengetahui nama sebenarnya dia karena dia selalu memakai nama samaran. Namun ternyata hubungan sering dilakukan dari bumi perkemahan ‘Ainul Halwah, kemudian mereka memeriksa fitur-fitur, akhirnya terlihat bahwa ia menghubungi seseorang di Lebanon dan kemudian orang ini ditangkap lalu mereka menyiksanya hingga akhirnya ia menyebut nama sebenarnya dari orang yang selalu menghubungi dari ‘Ainul Halwah, akhirnya mereka menungguinya dan berhasil menangkapnya. Inilah akibat sikap meremehkan, maka tidak cukup menggunakan nama samaran ketika membeli HP, langkah-langkah pengamanan yang lain harus juga ditempuh.
Jika menghubungi HP tapi pemilik tidak menjawabnya, maka apakah nomor tersebut tersimpan dalam fitur khusus di dalam mesin operator yang bersangkutan atau tidak? Ini membutuhkan penelitian lagi.

Ketika terjadi kesalahan di saat menelpon dari HP ke HP atau ke telpon permanen, atau telpon dari teman yang tidak mengerti langkah-langkah pengamanan ini, maka harus segera melakukan hubungan telpon secara acak sebanyak mungkin, bisa juga dengan cara menghubungi orang-orang kafir yang tinggal di kota tempat terjadinya kesalahan telpon itu. Tujuan dari ini adalah, ketika fitur nomor terbongkar maka yang keluar adalah nomor-nomor telpon dalam jumlah banyak (100 nomor misalnya). Cara ini barangkali bisa membuat aparat tidak melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap setiap nomor, siapa pemiliknya dan ke mana saja ia bergerak. Atau paling tidak, cara ini bisa memperlama dan mempersulit penyelidikan terhadapnya, sehingga harus makan waktu, tenaga dan biaya. Bahkan dalam kondisi normal sekalipun, ada baiknya Al-Akh menghubungi nomor telpon secara acak sesering mungkin dari waktu ke waktu. Dan sebaiknya menghubungi nomor musuh-musuh Alloh supaya kontak terhadap teman yang multazim tidak membahayakan di masa mendatang. Sehingga ketika suatu hari nanti fiturnya terbongkar, penyelidikan dari aparat intelejen tidak bisa dijalankan, atau minimal memakan waktu lama. Paling tidak, Antum sudah memberikan sumbangsih menjerumuskan anggota dan unsur-unsur intelejen ke dalam urusan yang rumit,
sehingga memaksa mereka untuk mengeluarkan tenaga dan biaya..
“Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan…” (QS. Al-Anfal: 36)
Cara menelpon secara acak ini jelas tidak bermanfaat ketika Al-Akh menghubungi satu nomor dalam intensitas yang sangat sering. Sebab penyelidikan dari fitur nanti akan menunjukkan bahwa satu nomor ini memiliki sesuatu yang berbeda dari yang lain, karena begitu sering dihubungi. Kendati demikian, kami ulangi lagi, menjalankan langkah pengamanan bisa jadi tidak menjamin keselamatan selain hanya dalam rangka meminimalisir berbagai kemungkinan, meskipun hanya dari satu sisi atau kondisi tertentu.

Gunakan HP hanya dalam keadaan darurat, dalam kondisi normal harus selalu dinon-aktifkan (dengan mencabut baterai dan kartu, untuk lebih berhati-hati).
Jangan menyimpan nomor atau data apapun yang berbahaya di dalam memori HP, andalkanlah ingatanmu atau gunakanlah kode angka.
Usahahkanlah mengubah aksen suara ketika berbicara. (Abu Zubaidah biasa mengubah aksen suaranya di telpon pada saat hari-hari terakhir sebelum beliau tertangkap, karena khawatir pembicaraan itu dipantau berdasarkan aksen suara).

Di sana ada metode membuat password pada HP. Ini jauh lebih baik daripada HP yang tidak dipasangi password. Sebab itu memiliki beberapa faedah, minimal adalah memperlambat waktu untuk membongkar dan mengetahui isinya berupa data-data dan nomor mana saja yang dikontak. Berbeda dengan yang tidak ber-pasword, isinya bisa diketahui dengan cepat.
sumber : khilafahdawlaislamiyah.wordpress.com

NU dan HT; Dua Saudara Kembar dalam Memperjuangkan Islam

okesyariah.com Terus terang saya bukan orang yang memiliki kredibilitas dalam membicarakan tema ini. Saya bukan apa-apa dan juga bukan siapa-siapa. Saya hanyalah seorang anak manusia, yang berusaha ikut serta dalam memperjuangkan agama Allah (li takuna kalimatullahi hiyal ulya). Saya hanyalah orang yang ingin turut serta memberi sumbangan dalam membangun peradaban Islam yang agung dan yang membawa keadilan sejati kepada umat manusia, meskipun sumbangan saya itu mungkin lebih kecil dari sebutir debu yang tak ada nilainya. Sekali lagi, saya bukan apa-apa dan tidak ada apa-apanya, dibandingkan dengan tokoh Islam salafus sholih, juga tokoh-tokoh Islam masa kini yang memperjuangkan Islam dengan ikhlas dan semangat, yaitu orang-orang sholih yang tergabung dalam barisan HT atau NU. Saya hanya bisa berdoa, semoga Allah membalas mereka semua dengan kebaikan yang melimpah dan menempatkan mereka bersama para syuhada dan sholihin. Saya yakin, organisasi Islam yang lain juga melakukan perjuangan yang sama untuk tegaknya kalimatullah di muka bumi, meski terkadang dengan cara yang berbeda-beda. Hanya saja, saya tidak memiliki pengetahuan tentang organisasi selain HT dan NU, sehingga pembahasan di sini saya cukupkan hanya membahas HT dan NU. Saya khawatir terjadi fitnah, jika membahas mereka, padahal saya tidak tahu apa-apa tentang mereka. Alhamdulillah, kebetulan dari kecil sampai dewasa, saya dididik orang tua dalam lingkungan yang Islamy khas NU. Saya disekolahkan orang tua di sekolah madrasah salafiyah NU. Saat kecil, saya sekolah di MI Hidayatul Mustafidin di desa saya, kalau sore sekolah diniyyah di kampung saya, dan kalau malam belajar al qur’an kepada bapak saya di musholla kecil depan rumah saya. Berikutnya, saya disekolahkan di MTS Miftahul Falah, yaitu sekolah salafiyah di kecamatan saya (Dawe, Kudus). Saya sempat dipondokkan di rumah seorang alim yang mukhlis, di sana saya belajar al qur’an dan menghafal kitab Alfiyah Ibnu Malik. Sayangnya saya tidak bertahan mondok lama-lama, karena masih belum paham dan masih suka main dengan anak-anak lain. Saat MTS ini, kalau malam saya diajak ngaji kitab Hikam dan kitab Iqodzul Himam oleh bapak saya di hadapan guru thariqoh yang sangat alim dan mukhlis, yaitu KH. Siddiq As Sholahy (beliau adalah murid Syeikh KH. Hasyim Asy’ari). Alhamdulillah, saya pernah diberi ijin menerjemahkan salah satu kitab beliau yang berjudul Kasyfus Syubhat dan saya selesaikan pada tahun 2003-an. Selanjutnya, saya disekolahkan di MA Tasywiqut Thullab Salafiyyah (TBS) di dekat Menara Kudus. Di sana saya belajar fiqih, hadits, tafsir, tasawuf, dan lain-lain dari para kyai, terutama Syeikh KH. Ma’mun Ahmad. Beliau-beliau adalah orang yang alim, mukhlis dan mutafaqqih fid diin. Di TBS, saya dimudahkan Allah untuk menghafal kitab yang sangat idam-idamkan, yaitu kitab Alfiyah Ibnu Malik. Alhamdulillah, dari penjelasan para kyai dan asatidz, saya mendapat ilmu ke-Islaman khas ahlus sunnah wal jama’ah, dan saya sedikit memahami gagasan-gagasan perjuangan para ulama dan kyai yang tergabung dalam organisasi NU. Setelah itu, atas izin Allah, saya diterima kuliah di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, jurusan Fisika. Memang terkesan agak aneh, waktu itu. Lulusan TBS masuk UNDIP. Saat itu, saya memilih Fisika dan Kimia, tetapi diterima di Fisika. Saya memilih Fisika atau Kimia karena ingin menjadi seorang ilmuan muslim karena terisnpirasi buku kecil tentang biografi ilmuan muslim. Saya sangat terinspirasi dengan salah satu ilmuan Muslim masa lalu, seorang ahli fisika yang luar biasa, yaitu Ibnu Haitsam. Jadi, bacaan kisah-kisah tokoh masa lalu, memang akan inspirasi kepada generasi muda. Alhamdulillah, saat menulis ini, saya sekarang tercatat sebagai mahasiswa program doktor di Fisika ITB. Saat ini, saya sedang melakukan riset yang mendalam tentang radiasi CT Scan. Terus terang, saya tidak menduga dan tidak membayangkan sama sekali bahwa saya akan sekolah program doktor di Jurusan Fisika ITB. Jadi, jika kita memiliki cita-cita, insya Allah, Allah akan merealisasikannya, meski pada awalnya terasa mustahil. Di UNDIP ini saya mulai mengenal HT. Pada awalnya, saya sama sekali tidak tertarik dengan HT, karena saya hanya ingin fokus mempelajari Fisika, apalagi saya merasa sudah mengetahui Islam lebih banyak dibanding teman-teman saya yang lain. Apalagi, saat itu, teman yang mengenalkan HT, menurut saya, tidak meyakinkan. Bacaan al qur’annya tidak lancar, bahasa Arabnya parah, apalagi tsaqofah Islamnya (semoga Allah merahmati beliau karena telah mengenalkan saya dunia yang amat luas ini dan perjuangan yang amat mengesankan ini). Saya merasa lebih layak memberi penjelasan tentang Islam kepada dia, bukan diberi penjelasan oleh dia. Memang ada semacam keangkuhan dan kesombongan pada diri saya. Sampai akhirnya saya sadar bahwa saya tidak boleh bersikap seperti itu. Sombong itu tipuan setan, meski tidak terasa. Apa gunanya saya belajar tasawuf, kalau saya meremehkan orang, pikir saya waktu itu. Saya juga teringat dengan nasihat guru-guru saya dahulu “undzur ma qaal, wa la tandzur man qaal (lihatlah apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakan)”. Dengan sikap yang agak sedikit terbuka itu, saya mulai mengenal HT. Itu terjadi pada tahun 1999. Alhamdulillah, hingga saat ini saya masih mengkaji Islam bersama teman-teman HT, juga mengkaji kitab-kitab ulama yang mukhlishin wal mukhlashin. Semoga Allah memberikan keistiqomahan kepada saya dan teman-teman semua dalam berjuang bersama barisan orang-orang sholih tersebut. Jadi, insya Allah, saya sedikit memiliki pengetahuan tentang NU dan HT dari sumber aslinya, meski tentu saja, saya bukan apa-apa, baik di NU, HT atau di mana pun juga. Saya hanya akan sedikit menceritakan apa yang saya rasakan. Jika ada teman-teman atau pihak-pihak yang merasa tersinggung atau kurang berkenan, saya mohon maaf, bukan maksud saya menyinggung mereka. ***** Setelah belajar di NU dan HT, saya merasakan bahwa kedua merupakan saudara kembar dalam memperjuangkan tegaknya Islam di muka bumi. Keduanya hampir-hampir tidak ada bedanya, terutama tentang tsaqofah, kecuali hanya sedikit sekali perbedaan. Keduanya didirikan oleh seorang alim yang mukhlis untuk memperjuangkan tegaknya Islam yang akan memancarkan rahmat bagi seluruh alam semesta. NU didirikan oleh Syeikh KH. Hasyim Asy’ari dan HT didirikan oleh Syeikh Taqiyuddin Annabhani. Syeikh Taqiyuddin sendiri adalah cucu dari gurunya Syeikh Hasyim Asy’ari, yaitu Syeikh Yusuf Annabhani. Warga Nahdliyyin yang sering membaca kitab, pasti sangat familier dengan Syeikh Yusuf Annabhani. Beliau adalah penulis kitab Jami’u Karamatil Auliya, kitab Al-anwar Almuhammadiyyah, dan sekitar 80 kitab lainnya. Jadi, jika ada warga Nahdliyyin yang tidak mengenal dua kitab tersebut, dia termasuk orang yang majhul. NU memahami bahwa dasar hukum syariah adalah al qur’an, hadits, ijma’ dan qiyas. Demikian pula HT. Hanya HT menambahkan sedikit agar lebih clear, bahwa untuk ijma’ bukan sekedar ijma’, tetapi ijma’ shahabat, dan untuk qiyas bukan sekedar qiyas, tetapi qiyas syar’i, yaitu qiyas atas suatu nash yang ada illat syar’i-nya. NU memahami bahwa semua sahabat Nabi adalah orang-orang adil. Mereka adalah orang-orang yang mulia. Kita sama sekali tidak boleh mencela mereka. Demikian pula HT, HT memandang bahwa para sahabat Nabi adalah orang-orang yang mulia. Kita sama sekali tidak boleh menghina dan mencaci mereka. Apalah artinya kita dibanding para sahabat Nabi. Perjuangan kita dan pemahaman kita tentang Islam tidak ada sak kuku irenge (maksudnya kita tidak ada apa-apanya dibanding mereka). Kita semua dapat ilmu tentang Islam, semuanya dari mereka. NU memahami bahwa umat Islam itu ada dua, yaitu orang yang mampu memahami langsung dari sumber-sumber Islam, yang dinamakan dengan mujtahid, dan juga ada orang-orang yang tak mampu memahami Islam langsung dari sumber aslinya, yang dinamakan dengan muqollid. Seorang muqollid karena tidak memiliki ilmu, ia harus mengikuti orang yang memiliki ilmu, yaitu para mujtahid. HT juga memiliki pandangan yang sama. Baik NU maupun HT sama-sama sangat menghormati dan menjunjung tinggi para ulama, terutama para ulama mujtahid muthlaq, seperti Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Hambali dan lain-lain. Kita sama sekali tidak boleh menghina dan mencela mereka. Apalah artinya kita dibanding keilmuan mereka. Kita ini seperti anak TK, sementara beliau-beliau itu seperti professor. Layakkah seorang anak TK menghina keilmuan professor? NU sangat hati-hati dalam menilai seseorang, apalagi membid’ahkan atau mengkafirkan seseorang. Sebab jika kita keliru dalam mengkafirkan orang, maka tuduhan itu akan kembali kepada penuduhnya. HT juga demikian, sangat hati-hati. Baik NU maupun HT lebih suka menggunakan istilah umum, misalnya bahwa “zina itu dosa besar”, tetapi tidak berani mengatakan bahwa “si A itu mendapat dosa besar”, kecuali telah ada bukti yang kuat di hadapan Allah. Contoh yang lain, misalnya mengatakan bahwa “orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah itu ada kalanya kafir, dzalim atau dzalim”. Tetapi, baik NU atau HT, tidak berani mengatakan bahwa “si A adalah kafir, dzalim atau dzalim”, kecuali telah terbukti dengan bukti yang kuat. NU memandang bahwa Islam itu paripurna, mengatur masalah aqidah (tauhid), akhlaq, ibadah, mu’amalah, buyu’, hudud, hukmul aradli, jihad, dan lain sebagainya. Hal ini terdapat hampir di semua kitab ulama, dari kitab yang dipelajari level MTS seperti kitab Taqrib, level aliyah seperti kitab Fathul Mu’in, dan kitab-kitab besar lainnya seperti Al-Umm, Hasyiyah Al-Bajuri, dll. Demikian pula HT. HT memandang bahwa Islam itu ajaran yang paripurna dan lengkap. Tema-tema yang dipelajari di HT, juga sama dengan tema-tema yang dipelajari di pesantren NU. Bedanya, HT hanya menggunakan bahasa kontemporer dan membandingkan dengan keadaan dunia saat ini. Jadi tidak ada bedanya sama sekali, kecuali hanya penggunaan beberapa istilah baru. NU memandang bahwa Islam wajib diterapkan. Saat itu kerahmatan Islam akan terwujud di muka bumi ini. Tetapi penerapan Islam harus benar, adil dan sesuai dengan metode syar’i karena semata-mata mengharap ridlo Allah. Islam tidak boleh diterapkan dengan kasar dan menyimpang dari metode syar’i-nya. Demikian pula HT. HT memandang bahwa islam harus diterapkan. Itulah, insya Allah, yang akan membawa kebahagian dan keadilan yang sejati bagi umat manusia. NU memandang bahwa Islam itu ajaran untuk seluruh umat manusia, makanya NU tidak menganggap remeh dan rendah orang-orang yang memiliki kebangsaan berbeda. Hanya, saja karena Syeikh Hasyim Asy’ari orang Indonesia, maka beliau memulai dakwah dari Indonesia dan disebarkan ke seluruh dunia. Makanya lambang NU adalah bola dunia, sebuah lambang yang menggambarkan wawasan para pendirinya yang sangat global dan komprehensif. Demikian pula HT. HT memandang bahwa Islam itu juga untuk seluruh umat manusia. Tidak ada nasionalisme di dalam Islam. Kita memang memiliki kebangsaan yang berbeda, tetapi kita tidak boleh menilai sesorang atas dasar bangsanya, membela atau memusuhi seseorang atas dasar bangsanya. Itulah yang dinamakan nasionalisme. HT mulai dari Palestina, karena Syeikh Taqiyuddin adalah orang Palestina. Lalu dakwah HT menyebar ke seluruh dunia. NU sangat menghormati para Khalifah Islam, apalagi Khulafaur Rosyidin. Bahkan NU membuat tradisi untuk mendoakan para Khalifah yang empat itu saat sholat tarawih, dengan mengucapkan “al khalifatul ula sayyuda Abu Bakar Ash Shiddiq radliyallau anhu...” dan seterusnya. Kitab-kitab yang dikaji warga Nahdliyyin membahas dengan detil tentang Khilafah, misalnya kitab Al-Ahkam Assulthaniyyah, dan kitab-kitab lainnya. NU menganggap para Khalifah, para sahabat Nabi lainnya, dan para ulama pasca beliau adalah salafus sholih yang harus kita jadikan teladan. Demikian pula HT. HT sangat menghormati para Khalifah, terutama Khulafaur Rosyidin. HT memahami bahwa sistem yang harus diterapkan saat ini haruslah sistem yang dahulu diterapkan oleh para salafus sholih kita, yaitu sistem Khilafah. HT bahkan membahas Khilafah secara khusus. Bedanya, HT membahas Khilafah dengan bahasa yang lebih kontemporer dan membandingkan dengan sistem-sistem yang saat ini diterapkan. Sehingga lebih clear. NU memandang bahwa mendakwahkan Islam tidak mungkin sendirian dan terpisah-pisah, karena itu para ulama membentuk organisasi dakwah yang solid bernama NU. HT juga sama. HT memandang bahwa mendakwahkan Islam tidak mungkin sendirian. Rasulullah dalam berdakwah juga bersama para sahabatnya dalam suatu barisan yang sangat rapi. Tentu saja, organisasi di sini sama sekali tidak boleh dimaksudkan untuk ashobiyah atau berbangga-bangga, tetapi organisasi ini dimaksudkan agar dakwah dapat berjalan dengan solid. NU dan HT sama-sama menjauhi sikap ashobiyyah dalam segala hal. Sebab ashobiyyah itu dilarang Islam. Sebagai organisasi, tentu NU dan HT memiliki struktur organisasi dan mekanisme tertentu dalam pengaturan para anggotanya. NU sangat konsisten dengan ajaran Islam, dan terbuka dengan berbagai hal baru yang tidak bertentangan dengan Islam. Inilah yang membuat NU dinamis. Kaidah masyhur di kalangan NU “al muhafadzatu bil qodimi ashsholih, wal akhdzu bil jadidi al-ashlah (menjaga hal lama yang baik, dan mengambil hal baru yang lebih baik). Baik atau sholih di sini dasarnya adalah Islam. Maka para ulama mengatakan “alhasan ma hassanahu asy-syar’u, wal qabih ma qobbahahu asy-syar’u (Baik adalah apa yang dianggap baik oleh syara’. Sedangkan buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh syara’)”. Demikian pula HT. Hanya HT membahas dengan istilah yang berbeda yang dianggapnya lebih jelas, yaitu istilah hadloroh dan madaniyyah. HT akan istiqomah dengan hadloroh Islam, tetapi mengambil madaniyyah yang tidak bertentangan dengan Islam, seperti tenologi dll. NU sangat mencintai orang-orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya, dan membenci orang-orang yang membenci Allah dan Rasulnya. NU tidak pernah rela dengan penjajahan, karena penjajahan adalah pelanggaran terhadap Islam. Karena itu, ulama-ulama NU bangkit melawan penjajahan sesuai dengan kemampuan beliau waktu itu. Perjuangan melawan penjajhan adalah jihad fi sabilillah. HT juga sama. HT sangat mencintai orang-orang yang mencintai Allah, dimana pun mereka berada. Juga membenci orang-orang yang membenci Allah dan Rasul-Nya. HT sangat benci dengan penjajahan. HT sejak didirikan sampai sekarang, menentang bentuk penjajahan, baik secara militer, ekonomi dan politik atau teknik-teknik lain. NU sangat concern mendidik umat dengan Islam, lewat berbagai forum dan media yang dimungkinkan. Lewat pesantren, musholla, masjid, majlis ta’lim, pengajian-pengajian rutin di kampung-kampung. Inilah yang dinamakan pendekatan kultural. HT juga sama. HT sangat concern mendidik umat dengan Islam, lewat berbagai sarana yang dimungkinkan. HT mengadakan halaqoh-halaqoh kecil, dan juga berbagai acara besar. Berbagai sarana yang dimungkinkan, HT dapat dipastikan menggunakannya untuk kepentingan mendidik umat. Inilah yang dinamakan HT sebagai pendekatan kultural (tatsqif). Hanya saja, HT berpandangan bahwa meskipun pendekatan kultural ini sangat penting dan harus digarap dengan serius, ada pendekatan lain yang tidak boleh dilupakan, yaitu pendekatan politis. Pendekatan politis ini hanya akan terwujud lewat institusi politik umat Islam yang bernama Khilafah. Ini pula yang disampaikan oleh Hujjatul Islam Imam Ghozali “Addiinu ussun was shulthanu harisun. Fa ma laa ussa lahu fmahduumun. Ma wa la harisa lahu fa dlo’i’un (Agama adalah pondisi, kekuasan politik adalah penjaganya. Sesuatu yang tak ada pondasinya akan roboh. Dan sesuatu yang tak ada penjaganya, maka akan terlantar)”. Sekedar contoh, masyarakat diharapkan tidak melakukan pencurian. Lalu mereka dididik tentang haramnya mencuri dan wajibnya bekerja. Ini adalah pendekatan kultural. Namun, tentu saja, dalam pendidikan tersebut, ada sebagain masyarakat yang karena suatu hal tetap melakukan penjurian. Maka dalam hal ini, pencuri tersebut harus diberi sangsi. Sehingga mereka dan yang lain jera melakukan pencurian. Inilah yang dinamakan pendekatan politis. Jadi pendekatan kultural dan politis itu sama-sama pentingnya. Hanya saja, saat pendekatan politis belum bisa dilakukan, maka yang dilakukan adalah pendekatan kultural. NU sangat kritis dan tegas kepada penguasa yang tidak menjalankan amanah dan melanggar syariah. Bahkan beberapa ulama NU sampai pada sikap yang agak ekstrim. Misalnya kyai saya, Syeikh. KH. Ma’mun Ahmad, beliau mengharamkan ujian nasional kepada santri-santrinya. Menurut beliau, dalam Islam ujian bukan seperti itu. Itu meniru orang-orang kafir. Beliau tidak mau menerima bantuan dari pemerintah, hingga pondok dan rumah beliau masih sangat sederhana, hingga akhir hayat beliau. HT juga demikian. HT sangat tegas dan kritis kepada para pemimpin yang tidak menjalankan amanah dan melanggar hukum syariah. Bedanya, HT merinci beberapa hal sehingga lebih clear, sebagaimana dalam pembahasan hadloroh dan madaniyyah. Dan lain sebagainya. Mungkin akan butuh beratus-ratus halaman, jika saya sebutkan semua. Singkatnya, NU dan HT itu layaknya saudara kembar dalam memperjuangkan diinullah, litakuuna hiyal ulya. ****** Itulah NU dan HT, sepanjang yang saya ketahui dan saya rasakan. NU dan HT itu sama. Sama-sama diniatkan untuk memperjuangkan Islam. Sama-sama didirikan dan diikuti oleh orang-orang yang mengharap ridlo Allah. Ketika saya pertama berdiskusi dengan teman HT, memang itu belum tergambar dengan jelas di benak saya. Waktu itu, menurut saya, aktivis HT hanyalah orang-orang yang exited karena baru mengenal Islam. Ternyata saya salah besar. Aktivis HT itu sangat beragam dengan latar belakang keilmuan yang sangat beragam. Para aktivis HT juga terkadang ada yang belum memahami perjuangan secara utuh. Itu hal yang sangat wajar. Namun, setelah saya lama diskusi dengan beberapa aktivis HT dan membaca kitab-kitabnya, hal itu tergambar dengan sangat clear. Kitab HT yang ditulis Syeikh Taqiyuddin, itu benar-benar kitab yang istimewa, menurut saya waktu itu. HT itu persis NU, hanya HT memperjelas dan mempertegas hal-hal yang selama ini agar kurang jelas. Maksud kurang jelas, tidak berarti bahwa kitab-kitab ulama NU tidak membahas hal itu. Tidak. Kitab-kitab ulama yang membahas itu sanagat banyak. Tetapi karena kitab ulama itu sangat banyak, dan terkadang terjadi ikhtilaf. Lalu, dari ikhtilaf itu tidak ada yang melakukan tarjih. Sehingga banyaknya pendapat itu terkadang membuat para santri kurang tegas dalam mengambil sikap. Tentu saja ini bukan hal yang salah. Sementara HT mengapresiasi berbagai ikhtilaf di kalangan ulama, lalu HT mengambilnya yang menurutnya lebih rajih. Ini yang membuat gagasan HT terkesan lebih tegas. Lagi pula, HT selalu membandingkan pemahamannya dengan kondisi saat ini, di dunia kontemporer. HT membandingkan antara Islam, Kapitalisme, dan Komunisme hampir dalam segala hal. Dengan perbandingan ini, membuat HT memiliki determinasi yang lebih tegas dan jelas. Misalnya tentang mua’malah, baik NU atau HT sama-sama membahas tentang syirkah, dan kesimpulannya sama. Namun, HT tidak sekedar mengkaji dalil-dalinya, HT menambah pembahasan dengan mengkaji fakta berbagai syirkah yang sekarang ada di dunia kontemporer, menelitinya dengan hati-hati. Sehingga tampak lebih jelas, mana yang absah dan mana yang bathil. Jadi, tidak ada beda yang berarti antara HT dan NU. Sampai akhirnya, muncul generasi muda yang pulang mencari ilmu dari Amerika, Kanada, Eropa dan lain-lain. Mereka membawa gagasan yang aneh dan tidak dikenal dalam pemikiran NU. Namun, karena mereka adalah anak kyai-kyai yang karismatik dan mukhlis, meski gagasannya aneh, mereka tetap diterima sebagai bagian dari tradisi dan keilmuan NU yang holistik. Mereka mulai mencampurkan berbagai gagasan yang bersandar pada pemikiran barat, dan lambat laun mereka menduduki posisi kunci, baik secara kultural maupun politis. Akibatnya, gagasan NU yang semula bersih dan lurus, menjadi agak bergeser. Pada titik ini, NU memang sangat berbeda dengan HT. Karena itu, untuk memahami gagasan NU, ada baiknya kita membaca kitab-kitab Syeikh KH. Hasyim Asy’ari. Itulah gagasan NU. Dari sana, kita tidak akan dibingungkan dengan istilah “NU Garis Lurus”, “Generasi Muda NU”, “Pembela Ulama”, dan lain sebagainya. Jadi, dengan mengkaji secara jujur terhadap kitab dua ulama besar: Syeikh. KH Hasyim Asy’ari dan Syeikh Taqiyuddin Annabhani, kita akan dapat memposisikan NU dan HT pada tempat yang proporsional. Wallahu a’lam. (www.syariahpublications.com)