Sedikit kami tulis dari makalah Mausu’ah Amniyah Lil Mujahidin mengenai kupas tuntas masalah keamanan HP yang sering kita pakai sehari-hari semoga bermanfaat bagi antum semua.
Begitu diaktifkan, HP akan memberi sinyal kepada pemancar pusat jaringan terdekat sehingga HP tersebut bisa berfungsi, setelah itu ia akan memberikan informasi-informasi penting tentang pengguna yang akan kami sebutkan, berikut saran-saran mengenai pengamanan anitisipasi:
Operator akan memberi data-data lengkap tentang pengguna sesuai dengan data dalam kartu perdana dari perusahaan. Ditambah dengan informasi tentang jenis HP yang dipakai, nomor model HP (masing-masing HP punya nomor sendiri-sendiri yang biasa disebut IMEI, sama seperti ciri khas yang dimiliki setiap orang) dan tanggal produksi barang tersebut…dll.
Ini artinya, kalau dalam satu mesin HP digunakan lebih dari satu kartu, maka aparat bisa sekali untuk menyusun informasi dalam beberapa kartu itu. Sebab mereka tahu spesifikasi mesin HP yang digunakan.
Oleh karena itu, salah besar jika mengkhususkan satu kartu untuk tujuan tertentu dalam satu HP yang beroperasi secara normal. Karena aparat intelejen sangat bisa menghimpun data dari dua kartu itu lalu mengenali pemiliknya. (Pernah aparat intelejen dari sebuah negara kafir memantau salah seorang ikhwah setelah mereka mengetahui nomor yang ia pakai dalam HP, kemudian ia nonaktifkan HP itu selama sebulan atau dua bulan dan tidak ia jual, karena ia senang dengan modelnya, setelah itu ia kembali memakainya dengan menggunakan nomor baru tapi dengan HP yang sama).
Jangan membeli HP dengan memakai nama asli dari sebuah counter, jika memang harus mendaftarkan nama, gunakanlah nama fiktif.
Menggunakan kartu pra bayar lebih bisa meminimalisir bahaya, sebab kartu pasca bayar itu rawan terkena pemantauan intelejen. Lain halnya dengan kartu prabayar, ia bisa dibeli di mana saja. Tapi ingat, kartu pra bayar tetap bisa diketahui nomornya di kemudian hari, sehingga aparat intelejen bisa memperoleh nomor yang pernah dihubungi, meskipun ini kartu pra bayar.
Jika sebuah kartu dipakai pada HP untuk menghubungi lokasi atau nomor telpon yang “bersih” lalu kartu itu dipasang pada HP lain dan dipakai untuk menghubung nomor yang “kotor”, maka tidak diragukan bahwa HP itu telah “hangus.” Namun, bila HP yang pertama tidak digunakan untuk menghubungi nomor-nomor “kotor” apakah “hangus” juga? Artinya, bisakan aparat intelejen mengetahuinya atau tidak? Kita perlu pakar untuk menjawab pertanyaan ini secara pasti.
Operator bisa memberikan informasi dari titik terdekat Antum berada dan menentukan lokasi keberadaanmu melalui pemancar operator. Akan tetapi ia tidak bisa menentukan lokasimu secara tepat kecuali dengan menggunakan alat lain dari pemantau terdekat dari titik pemancar. Ini berbeda dengan alat komunikasi yang menggunakan sambungan satelit angkasa, alat seperti ini bekerja berdasarkan garis lintang dan bujur, ia mampu meng-update posisi penggunanya secara terperinci hingga jarak 10 cm saja. Oleh karena itu, mudah saja mengetahui posisi pengguna alat komunikasi seperti ini secara terperinci, seperti yang dialami oleh Dhohar Dudayef sebelum ia dibunuh; juga seperti yang menimpa Mulla Umar tapi kemudian Alloh menyelamatkan beliau dari berbagai percobaan pembunuhan menggunakan roket, dan banyak lagi kasus serupa yang menimpa ikhwan-ikhwan.
Oleh karena itu, jika nomor ikhwah yang menggunakan alat seperti sudah diketahui musuh, ia harus segera melenyapkannya.
Pengguna alat komunikasi satelit jangan melakukan kontak dari satu tempat secara terus menerus.
Jika hendak menelpon, hendaknya ia menjauh dari tempat ia berada yang jauh dari pemantauan.
Khusus untuk penggunaan kartu telpon dengan bantuan pemancar-pemancar di bumi, melakukan kontak secara terus menerus dari satu tempat seperti dari rumah, atau selalu mengaktifkan kartu yang sudah dipantau dari satu tempat saja dalam jangka waktu lama meskipun hanya sesaat demi sesaat, itu akan memberikan petunjuk bahwa pengguna kartu tinggal di lokasi tersebut. Oleh karena itu waspadalah, jangan mengaktifkan kartu yang penting kecuali dari tempat-tempat yang jauh dari lokasi keberadaanmu, dan jangan lupa mengganti kartu dan Hp-nya sekaligus secara berkala.
Sebaiknya pengguna HP menonaktifkan HP-nya dan mencabut baterainya sebelum pergi menemui seseorang yang ia inginkan selama rentang waktu secukupnya, jika ia merasa bahwa HP-nya itu diawasi. (Nanti akan dibahas tentang masalah baterai).
Siapa yang ingin menghindar atau lari dari orang yang memantaunya, ia bisa pergi ke sebuah arah lalu meninggalkan HP-nya di tempat tersebut, atau membuangnya dalam keadaan aktif, atau memberikannya kepada orang yang berada di arah yang ia tuju yaitu di arah timur jika sebelumnya ia berada di barat.
Jika ada ikhwah yang ingin menghubungi keluarganya dari tempat yang tidak bersih, lakukanlah langkah berikut untuk menghindari bahaya: Anggap saja ia sedang di Pakistan, maka hendaknya ia menghubungi nomor operator di Turki yang menyediakan jasa ini, lalu nomor ini akan menyambungkannya dengan keluarganya yang berada di Yordania, misalnya, dengan cara yang sudah diketahui dan biasa dilakukan oleh para ikhwah. Kalau toh saluran telpon keluarganya dipantau, yang akan muncul adalah percakapan dari Turki.
Ada juga tekhnik bagaimana agar nomor itu tersembunyi dan tidak muncul di layar monitor pemeriksaan ketika melakukan kontak dari luar negeri. Kalau dalam contoh kita tadi, di layar monitor masih keluar nomor Turki, bukan Pakistan.
Bisa juga menunjuk salah seorang Al-Akh sebagai penanggung jawab yang tinggal di Eropa, di Prancis misalnya, kemudian ikhwan tadi menghubunginya dari Pakistan lalu si bertanggung jawab tadi menghubungkan ke keluarganya melalui alat lain.
Setelah itu, hendaknya ia balik dua gagang telpon, yang untuk bicara berfungsi sebagai pendengar, yang alat pendengar berfungsi untuk bicara. Jika situasinya tenang, percakapan tetap bisa didengarkan oleh kedua belah fihak.
Ketika Antum menon-aktifkan HP, maka informasi yang ketika itu berada di operator adalah informasi terakhir. Inilah informasi terakhir tentang diri Antum yang memungkinkan diperoleh orang lain melalui jaringan HP.
Artinya, jika Antum ingin melenyapkan nomor Hpmu, maka usahakan melakukan percakapan terakhir di tempat yang jauh sekali dari lokasi tempat Antum berada, supaya informasi terakhir percakapan ini tersimpan dalam mesin mereka.
(Nanti akan dibahas masalah keberadaan baterai dan kartu dan sejauh mana efeknya dalam menentukan posisi pembawa HP).
Setiap negara mempunyai alat khusus untuk menyimpan semua percakapan telpon, baik lokal maupun interlokal, mesin itu adalah mesin OMEGA yang mampu menampung 250.000 memori, mesin ini mampu menampung sekitar 2 juta percakapan dalam sehari, mengurai kode lebih dari 200.000 kode dalam satu detik.
Meskipun demikian tidak semua perbincangan yang masuk ke operator bisa dimonitor, bahkan itu hal yang mustahil; sebab jika ditotal akan ada jutaan percakapan. Hanya saja, beberapa kalimat bisa disaring sehingga alat pemantau bisa memilahnya, baik berupa SMS atau suara, seperti menyaring setiap kata: jihad, amaliyah, istisyhad…atau nama-nama seperti: Usamah bin Ladin, Mulla Umar… atau bisa juga yang disaring adalah nomor tertentu.
Oleh karena itu, sebaiknya tidak berbicara lebih dari 3 menit secara terus menerus, sebab terlalu lama berbicara memancing mereka untuk melakukan pengawasan saluran.
Berpindah tempat setiap kali melakukan pembicaraan itu lebih baik.
Jangan mengucapkan kata-kata “terlarang” secara terang-terangan di telpon, sebab biasanya pemantauan dan penangkapan bermula dari “simpul benang”.
Penyadapan melalui HP bisa dilakukan musuh untuk mencapai tujuan-tujuan mereka, ketika baterainya masih terpasang (baterai adalah komponen inti dalam HP) meskipun HP itu sudah nonaktif, sebab masih ada komponen inti (baterai) yang terkoneksi dengan memori di dalamnya. Dengan cara ini, HP bisa dimanfaatkan untuk misi-misi penyadapan memori di dalamnya. Apalagi jika memori itu menggunakan baterai kecil, maka fungsinya akan melebar menjadi bisa diketahuinya model HP tersebut; maka dalam kondisi ini HP tidak terputus dari memorinya, dan memori itu berperan utama menyimpan data-data yang diinginkan.
Yang lebih penting lagi, jangan membiarkan kartu tetap berada di dalam telpon, meskipun baterainya sudah dicopot. Kartunya harus juga dilepas. Inilah cara kerja yang dibuat oleh perusahaan telpon Swedia, Ericson, bekerja sama dengan dinas Intelejen Swedia, CEBO, dengan menciptakan program penyadapan dengan menggunakan HP tersebut. Mereka menayangkan sebuah program di televisi khusus membahas topik ini (penyiaran topik seperti ini adalah hal yang biasa dilakukan di negara-negara Skandinavia). Jadi, ketika menunggu perbincangan, HP harus ditaruh di dalam, mic dan speakernya di arahkan ke dalam.
Cobalah mendapatkan HP Ericcson tipe R 1520 M, HP ini sulit dibongkar karena ada sesuatu yang dipasang di dalamnya, di sisi lain baterainya kecil sekali.
Pastikan baterai dan HP dalam kondisi bersih (aman) sebelum digunakan, karena dikhawatirkan Al-Akh akan mengalami kejadian yang pernah menimpa Majelis Rakyat Palestina; ketika itu Yahudi memasang mesin penyadap di dalam HP Yasser Arafat dan para pengikutnya. Oleh karena itu, waspadalah, jangan menerima HP hadiah dari pihak yang tidak dikenal, jangan membeli HP dari orang yang mencurigakan, dan waspadalah barangkali HP-mu ditukar tanpa Antum sadari. Oleh karena itu, ada baiknya HP diberi tanda pengenal tertentu sehingga ketika ditukar orang tanpa sepengetahuanmu Antum bisa mengenalinya. Dan sebaiknya jangan memberikan HP kepada orang yang tidak Antum kenal dengan baik.
Mengganti baterai setiap pekan itu lebih baik, untuk pergantian HP sebaiknya dilakukan 2 kali dalam satu bulan.
Jika HP dalam keadaan non-aktif tapi bateray masih terpasang, bisakah posisi pembawa HP tersebut diketahui karena baterai tadi, ataukah dengan dinonaktifkannya HP sudah cukup untuk menghindari terdeteksinya posisi pembawanya? Ini adalah point penting, salah seorang ikhwah menulis sebuah artikel di internet yang intinya bahwa menonaktifkan HP sudah cukup agar posisi tidak terdeteksi, bahkan menurut dia itu sudah aman dari aktifitas spy, dia menulis: “Tidak perlu mencopot baterai seperti yang dilakukan sebagian orang, menonaktifkan HP itu sudah cukup, sebab fungsi penonaktifan itu adalah menghalangi tersebarnya sinyal yang nantinya akan menentukan koordinat posisimu, bukan untuk menghalangi penyadapan suara, sebab dalam kondisi HP mati suara tidak akan mungkin terdengar.
Maka jika engkau mematikan HP tanpa melepas bateray, tidak mungkin dirimu dimatai-matai. Intinya: yang jelas, sinyal yang dikirim pemancar ke HP mu adalah sinyal pigging (suara), sedangkan sinyal yang akan diambil pemancar dari HP adalah apa yang disebut signaling. Maka, jangan pernah memberi informasi khusus kecuali pada kartu khusus dan pemakai khusus seperti telah dijelaskan, sehingga sinyal-sinyal ini tidak bisa mengirimkan percakapan –bahkan suara—apapun ketika tidak ada aktifitas perbincangan. Jika engkau melakukan percakapan, sinyal-sinyal ini akan mengubah percakapanmu menjadi isyarat-isyarat yang disebut isyarat-isyarat telpon, artinya ia bisa mengirim suara. Oleh karena itu, ketika HP dinonaktifkan, tidak mungkin bisa dimanfaatkan untuk memata-matai suara.” Namun demikian, pernyataan di atas dikritik salah seorang ikhwah yang berpendapat bahwa terpasangnya baterai itu cukup untuk melakukan aksi mata- mata, (kemudian ia membawakan beberapa ulasan yang telah kami ringkaskan di awal bab ini mengenai perusahaan Ericson) dan pendapat ini nampaknya lebih tepat. Tapi tersisa sebuah pertanyaan lagi; mungkinkah posisi pembawa HP diketahui ketika HP sudah dinonaktifkan dan baterai masih tertinggal di dalam? Jika memang bisa, apakah perlu juga melepas Sim card? Bagi ikhwan yang punya pengetahuan dalam masalah ini, silahkan mengirimkannya dengan dilengkapi penjelasan dari orang yang memang ahli dibidang ini. Tapi, apapun jawabannya, langkah pengamanan paling tepat adalah mengambil yang lebih hati-hati sampai semuanya jelas.
Banyak sekali ikhwah yang melalaikan obyek di masa lalu yang telah dihubungi, mereka hanya memperhatikan obyek yang sekarang. Padahal memalui fitur tertentu, nomor-nomor pembicaraan yang terekam di masa lalu bisa dikembalikan, baik panggilan keluar atau masuk, sesuai dengan nomornya.
Oleh karena itu, bagi mereka yang khawatir Hp-nya diawasi, hendaknya menggunakan kartu-kartu yang dijual tanpa harus menyertakan dokumen resmi dan menggantinya secara berkala. [Namun nampaknya cara inipun juga kurang berguna; sebab nomor yang pernah dihubungi bisa direkam oleh mesin HP sehingga aparat bisa mendapatkannya].
Jika ia menggunakan kartu kedua, maka jangan menggunakannya pada HP yang pertama. Ia harus menghindari pemakaian HP itu dengan cara menjualnya di suatu daerah yang jauh atau kepada orang yang jauh darinya, seperti kepada orang Yahudi, Nashrani dan orang-orang kafir non-Ahli Dzimmah di negara-negara Barat, atau kepada orang yang tidak tampak tanda-tanda taat beragama dan tidak berbahaya jika aparat meminta HP ini darinya.
Salah satu ide praktis tapi penting –sebuah tekhnik pengamanan yang jitu—adalah memiliki dua HP, yang satu untuk menerima dan satu lagi untuk mengirim, dan jangan menyimpan nomor di dalam HP yang untuk mengirim. Dengan begini Antum memperkecil resiko bahaya, karena Antum menggunakannya tapi nomornya tidak tersimpan di HP itu. Dan seperti telah kami singgung, ada program (cara) khusus yang bisa Antum gunakan untuk menyembunyikan nomor di hadapan penerima, sehingga ia tidak tahu nomor HP pengirim yang Antum gunakan untuk menghubunginya itu, dengan demikian rembetan bahaya bisa terputus dengan terputusnya kartu. (Ada tempat-tempat tertentu pada telpon-telpon umum yang ketika menelpon tidak mencantumkan nomornya walaupun hubungan itu dilakukan dari luar negeri).
Jika orang yang pernah menghubungimu melalui telpon tertangkap, maka langkah pengamanan yang paling selamat bagi semua yang pernah berhubungan dengannya adalah mengganti HP dan kartunya sekaligus, dan menghilangkan semua yang punya hubungan dengan keduanya, seperti chashing, nomor modelnya, data-data khusus tentang kartu seperti kode rahasia dan nomornya…dsb.
Jangan menghubungi dengan kartu tidak resmi ke nomor telpon yang resmi, sebab itu membuka peluang bagi pihak lain untuk mengenalimu. (Pernah mereka menangkap seseorang yang dia memiliki salah satu nomor telpon Abu Zubaidah, lalu melalui perusahaan yang mengeluarkan HP ini mereka bisa tahu semua nomor yang pernah dihubungi dengannya. Dan ternyata –itu sudah takdir Alloh—Al-Akh yang tertangkap ini pernah menghubungi keluarganya dari nomor Abu Zubaidah tadi; akhirnya ia bisa membahayakan keluarganya sendiri akibat sikap meremehkan ini karena tidak mau pergi ke jalan lalu menelpon keluarganya).
Jangan asal saja dalam memberikan nomor telpon kepada orang, jika Antum memberikannya maka ingatlah siapa dia. Jika Antum tahu ada orang yang memperoleh nomor pribadimu yang tak resmi, maka usahakan menghilangkan kartu tersebut sekaligus HP-nya dengan cara menjualnya ke counter atau ke orang yang tidak mengenalmu dan tidak membahayakan, atau musnahkan saja. Ini jika Antum termasuk orang-orang penting, atau pernah menghubungi orang-orang penting. Ingat, mengorbankan kartu dan HP seharga 300 dolar itu lebih ringan daripada mengorbankan saudara sendiri sehingga ia terhambat melakukan banyak tugas-tugas penting.
Jika ada yang meminta nomor salah seorang ikhwah kepadamu, jangan memberikannya sebelum Antum meminta izin kepadanya. Mintalah juga nomor orang yang minta tadi lalu berikan kepada ikhwah yang nomornya diminta tersebut. (Ingat, jangan menghubungi orang yang meminta ini dari HP pribadi, tapi dari telpon jalanan).
Jika jaringan kontak hanya terbatas sesama anggota (tertutup), tidak mengapa menggunakan HP, karena jika ada salah satu yang mengalami sesuatu maka anggota yang lain bisa langsung ganti HP dan membatalkan program-program yang sudah disusun.
Jika ingin menghubungi orang di luar tim, maka cara paling aman adalah menghubungi HP nya dari telpon jalanan, jangan dari HP ke HP, agar jaringan terputus. (Pernah seorang ikhwan menyepelekan hal ini, lalu ia menghubungi sebuah keluarga yang lari menyelamatkan agamanya dari thoghut dari HP ke HP. Kemudian Alloh takdirkan salah satu orang yang ia kenal tertangkap, akhirnya intelejen menemukan di memori HP-nya nomor-nomor antara dia dengan ikhwan yang meremehkan tadi. Maka intelejen negara pertama mengirim utusan kepada negara kedua untuk melakukan pemantauan, akhirnya ikhwan tadi tertangkap di hotelnya. Kemudian mereka menemukan di dalam HP-nya nomor keluarga yang melarikan diri tadi, akhirnya intelejen menangkap mereka padahal sebelumnya mereka sudah dalam kondisi aman, kemudian intelejen menyerahkan mereka kepada negara ketiga!!! Wallohul Musta‘an)
Salah seorang ikhwan pernah membeli HP dengan nama samaran, akan tetapi kemudian dia menghubungi banyak nomor yang di antaranya ada yang tidak bersih. Nomor-nomor tadi kemudian dipantau, tapi intelejen tak kunjung mengetahui nama sebenarnya dia karena dia selalu memakai nama samaran. Namun ternyata hubungan sering dilakukan dari bumi perkemahan ‘Ainul Halwah, kemudian mereka memeriksa fitur-fitur, akhirnya terlihat bahwa ia menghubungi seseorang di Lebanon dan kemudian orang ini ditangkap lalu mereka menyiksanya hingga akhirnya ia menyebut nama sebenarnya dari orang yang selalu menghubungi dari ‘Ainul Halwah, akhirnya mereka menungguinya dan berhasil menangkapnya. Inilah akibat sikap meremehkan, maka tidak cukup menggunakan nama samaran ketika membeli HP, langkah-langkah pengamanan yang lain harus juga ditempuh.
Jika menghubungi HP tapi pemilik tidak menjawabnya, maka apakah nomor tersebut tersimpan dalam fitur khusus di dalam mesin operator yang bersangkutan atau tidak? Ini membutuhkan penelitian lagi.
Ketika terjadi kesalahan di saat menelpon dari HP ke HP atau ke telpon permanen, atau telpon dari teman yang tidak mengerti langkah-langkah pengamanan ini, maka harus segera melakukan hubungan telpon secara acak sebanyak mungkin, bisa juga dengan cara menghubungi orang-orang kafir yang tinggal di kota tempat terjadinya kesalahan telpon itu. Tujuan dari ini adalah, ketika fitur nomor terbongkar maka yang keluar adalah nomor-nomor telpon dalam jumlah banyak (100 nomor misalnya). Cara ini barangkali bisa membuat aparat tidak melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap setiap nomor, siapa pemiliknya dan ke mana saja ia bergerak. Atau paling tidak, cara ini bisa memperlama dan mempersulit penyelidikan terhadapnya, sehingga harus makan waktu, tenaga dan biaya. Bahkan dalam kondisi normal sekalipun, ada baiknya Al-Akh menghubungi nomor telpon secara acak sesering mungkin dari waktu ke waktu. Dan sebaiknya menghubungi nomor musuh-musuh Alloh supaya kontak terhadap teman yang multazim tidak membahayakan di masa mendatang. Sehingga ketika suatu hari nanti fiturnya terbongkar, penyelidikan dari aparat intelejen tidak bisa dijalankan, atau minimal memakan waktu lama. Paling tidak, Antum sudah memberikan sumbangsih menjerumuskan anggota dan unsur-unsur intelejen ke dalam urusan yang rumit,
sehingga memaksa mereka untuk mengeluarkan tenaga dan biaya..
“Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan…” (QS. Al-Anfal: 36)
Cara menelpon secara acak ini jelas tidak bermanfaat ketika Al-Akh menghubungi satu nomor dalam intensitas yang sangat sering. Sebab penyelidikan dari fitur nanti akan menunjukkan bahwa satu nomor ini memiliki sesuatu yang berbeda dari yang lain, karena begitu sering dihubungi. Kendati demikian, kami ulangi lagi, menjalankan langkah pengamanan bisa jadi tidak menjamin keselamatan selain hanya dalam rangka meminimalisir berbagai kemungkinan, meskipun hanya dari satu sisi atau kondisi tertentu.
Gunakan HP hanya dalam keadaan darurat, dalam kondisi normal harus selalu dinon-aktifkan (dengan mencabut baterai dan kartu, untuk lebih berhati-hati).
Jangan menyimpan nomor atau data apapun yang berbahaya di dalam memori HP, andalkanlah ingatanmu atau gunakanlah kode angka.
Usahahkanlah mengubah aksen suara ketika berbicara. (Abu Zubaidah biasa mengubah aksen suaranya di telpon pada saat hari-hari terakhir sebelum beliau tertangkap, karena khawatir pembicaraan itu dipantau berdasarkan aksen suara).
Di sana ada metode membuat password pada HP. Ini jauh lebih baik daripada HP yang tidak dipasangi password. Sebab itu memiliki beberapa faedah, minimal adalah memperlambat waktu untuk membongkar dan mengetahui isinya berupa data-data dan nomor mana saja yang dikontak. Berbeda dengan yang tidak ber-pasword, isinya bisa diketahui dengan cepat.
sumber : khilafahdawlaislamiyah.wordpress.com